
Cita-cita dan harapan Kartini ini tentunya harus diaplikasikan oleh visi-visi pemerintah saat ini dalam pembangunan perempuan Indonesia. Visi pembangunan perempuan tersebut adalah menekankan pada pembangunan kesehatan reproduksi, kesempatan yang lebih luas dalam politik, peningkatan pencapaian pendidikan perempuan dan membuka seluas-luasnya dalam hal kesempatan kerja perempuan.
Karena bagaimanapun juga,
data-data statistik dalam dinamika demografi perempuan Indonesia saat ini masih
menunjukan keterbelakangan perempuan disebabkan kawin pada usia dini. Menurut
data KUA dan Dinas Kependudukan Catatan Sipil (Dukcapil) tahun 2014-2015,
terjadi 340.000 perkawinan dengan mempelai wanita di bawah usia 18 tahun. Data
ini diperkuat juga dari beberapa penelitian. Diantaranya penelitian yang
dilakukan lembaga riset Rumah Kitab, menemukan satu dari lima perempuan
Indonesia kawin di bawah umur. Dan dua pertiga dari perkawinan tersebut kandas
dan bercerai.
Menjadi langkah yang positif
kemudian, bahwa fenomena ini direspon oleh sejumlah organisasi masyarakat sipil
dan inisiatif sejumlah kepala daerah untuk pendewasaan usia perkawinan. Dalam
hal ini adalah peninjauan terhadap Undang-Undang nomor 1 tentang perkawinan
tahun 1974 dimana dinyatakan bahwa usia minimum perempuan boleh menikah adalah
16 tahun. Di Provinsi Nusa Tenggara Barat misalnya Kepala Daerah menaikan usia
perkawinan laki-laki dan perempuan minimum 21 tahun lewat surat edarannya.
Karena memang kenyataannya sampai
saat ini, remaja Indonesia mempunyai fertilitas yang tinggi. Angka kelahiran
pada perempuan Indonesia usia 15-19 tahun di Indonesia adalah yang tertinggi di
Asia Tenggara. Hampir 10 persen dari perempuan usia 15-19 tahun di Indonesia
sudan menjadi Ibu. Menjadi double complex memang apabila angka data
perkawinan dini ini disebabkan oleh beberapa faktor; kultur daerah, pemaksaan
orang tua (dijodohkan), atau karena tindakan kriminal berupa modus pemerkosaan.
Maka perlu upaya lebih komprehensif dari pemerintah menyentuh beberapa aspek
sosio kultural bagi pembangunan perempuan Indonesia.
No comments:
Post a Comment